Reporter : MALLOMBASANG KAPI
JENEPONTO, FAJAR---Para Bakal calon bupati dan calon wakil bupati Jeneponto dinilai masih menerapkan penggalangan dukungan secara konvensional. Pendekatan kekeluargaan masih dominan.
Pemerhati politk di Jeneponto, Magalatung Amin mengatakan, para kandidat belum menggunakan pendekatan yang lebih modern. Misalnya, dengan menjual visi-misi dan program.
Mantan kepala desa Bontoujung itu menambahkan, penggalangan dukungan juga belum terang-terangan. Padahal, pencoblosan tinggal 78 hari lagi. Dia menangkap kesan bahwa ada kandidat yang tidak serius bertarung.
"Masuk media saja, para bakal calong jarang. Bagaimana mau dipilih rakyat. Kalau takut kalah, jangan coba-coba maju. Harus berjiwa petarung kalau mau maju menuju Jeneponto 1," katanya Rabu 3 Juli.
Menurutnya, lima pasangan yang telah mendaftar di KPU Jeneponto cukup terkenal di masyarakat. Namun kepopuleran itu belum tentu sejalan dengan tingkat keterpilihan mereka di pemilukada.
"Coba kita lihat dan dengarkan percakapan masyarakat, mereka tidak begitu tertarik untuk memastikan dukungan kepada para bakal calon. Masyarakat sudah pintar dan tidak mau dibodohi oleh para figur," tambahnya.
Lima pasangan bakal calon bupati dan calon wakil bupati Jeneponto yang terdaftar adalah Burhanuddin Baso Tika-Sanusai Hamid, Iksan Iskandar-Mulyadi Mustamu, Syuaib Mallombasi- Andi Mappatunru, Ashari Fakhsirie Radjamilo dan Baharuddin Baso Jaya-Isnaad Ibrahim Lontang.
Ketua KPU Jeneponto, Musthova Kamal mengatakan, dari lima pendaftar, kemungkinan tidak semuanya lolos. Diantara kelima pasangan itu, hampir dipastikan ada yang gugur karena dukungan ganda parpol.
"Tetapi, kita tidak tahu apakah satu atau dua yang gugur. Yang jelas maksimal empat pasangan calon yang bisa bertarung. Tunggu saja 16 Juli nanti kepastiannya," urai Musthova, kemarin. (lom)