Tujuh proyek yang diresmikan, diantaranya Jembatan Punagayya di Kecamatan Bontoramba Rp 5,6 miliar, pasar tradisional Turatea Rp 26,5 miliar, dan Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Bangkala Barat Rp 440 juta. Diresmikan pula kantor UPT Balai Penyuluhan PLKB/PKB Kecamatan Kelara Rp 148,26 juta, gedung kantor Pelayanan Terpadu Rp 3,6 miliar, gedung SMA 1 Arungkeke Rp 1,53 miliar, dan pembangkit listrik tenaga surya Rp 1,5 miliar.
Bupati Jeneponto, Radjamilo, mengatakan, pemerintah daerah Jeneponto terus berupaya mensejahterakan masyarakat. Meskipun, tidak mudah karena berhadapan dengan berbagai masalah. Salah satunya, masalah sumber daya manusia dan sumber daya alam.
"Kami juga terus mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menekan angka pengangguran," kata Radjamilo.
Selama kurun waktu sembilan tahun kepemimpinannya di Jeneponto, Radjamilo mengaku, telah meletakkan dasar-dasar pembangunan. Mulai dari sumber daya manusia hingga sektor infrastruktur.
"Kami membangun sekolah mulai dari SD hingga SMA," ujarnya.
Radjamilo mengungkapkan, pembangunan infrastruktur lainnya yang telah dilakukan adalah pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Pembangunannya dilaksanakan hingga ke pelosok desa yang manfaatnya sudah dirasakan masyarakat Jeneponto.
"Kami juga telah mencanangkan kawasan Tanjung Mallosoro sebagai kawasan industri yang didukung PLTU jeneponto dibawah naungan Bosowa Group," ungkapnya.
Sementara, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, pembangunan bisa dilihat dari terciptanya suasana damai, tentram dan teratur di suatu daerah. Jika tercipta kedamaian, berarti aparat pemerintahnya telah melaksanakan fungsi dan tugasnya secara baik.
"Pembangunan itu bukan sekedar membuat jalan, jembatan dan gedung bertingkat. Tapi terciptanya kedamaian, ketentraman dan keteraturan," jelasnya.
Syahrul mengungkapkan, memperbaiki kabupaten Jeneponto, tidak boleh lagi menggunakan paradigma lama. Pendidikan masyarakat harus terjamin dan pola hidup kesehatan mereka harus terjaga.
"Cara pandang kita melihat Jeneponto, jangan lagi seperti dulu. Kuncinya ada di kebersamaan," ujarnya. (*)